THE BLOOD ~ parte 2

Diposting oleh Unknown on Sabtu, 16 Februari 2013

Rie balik lagi dnegan ff baru nich...
Dah nyampe chapter 2...

Masih seanak jagung..^_^
Tapi moga aja bisa kaya  Hikari no Hime,,,

Maksih yang dah baca ff ini...
Terus baca,,, buat Hnh juga...^_^
Arigatou... ghamsahamnida...

Langsung aja deh chapter 2..


HAPPY READING!!! YA!-HA!



*Last chapter..

Akihara Azumi, murid pintar yang mendapatkan baesiswa untuk sekolah di salah satu SMA elite di jepang, St. Maria.
Azumi bersekolah disana dan berharap aakn mendapatkan teman baru yang mau menjadi temannya.

Azumi bertemu dengan Himeka Aoshima, teman sebangkunya dna juga sahabat barunya. Himeka mengenalkan Azumi pada teamn-teamnnya dna juga teamn-teamn kakakknya.

Di St. Maria ada sekelompok anak laki-laki yang menamai dirinya The Blood. Kai Aoishima, adalah ketua The Blood sekaigus kakak Himeka. Aoishima bersaudara ini adalah anak-anak dari seorang yang terkaya di Jepang, ayah mereka adalah pemilik St. Maria.
Sifat dingin dna sedikit sombing milik Kai sangat jauh berbeda dengan adiknya yang sopan dan baik.

Dikelas Azumi sudha mendapatkan musuh, Louise Eclair. Gadis blasteran prancis-jepang itu entah kenapa langsung mencari gara-gara dengan Azumi dari pertama mereka bertemu.
Ditambah lagi, Azumi langsung dekat dengan Himeka yang notabene-nya adalh adik dari sang ketua The Blood, Kai Aoishima, yang populer di kalangan siswi terutama Louise.

Azumi yang bekerja di cafe tanpa sepengetahuan ibunya diantarkan oleh Rei yang ternyata adalah pemilim cafe tempat ia bekerja.

“Aku pesan cappucino.”

“Tuan, silahkan ini cappuci—“

“Kau?” gumam orang itu
Azumi benar-benar terkejut dengan pelanggan yang ia layani itu, karena dia adalah orang yang ia kenal.
*Parte 2..

‘Bagaimana ini?’ batin Azumi
“Jadi, disini rumahmu?” tanya pelanggan itu
“Eh? Ma-maksud senpai apa?”
“Kau. bukannay kau bilang pada Himeka kalau kau mau pulang, jadi rumahmu disini?”
“E-eh, i-itu... a-aku—“
“Sudahlah. Aku juga tidak peduli dengan alasanmu.”
Azumi merasa bersaah pada Himeka, padahal Himeka adalh sahabta pertama Azumi tapi Azumi tidak berkata jujur padanya.
“Senpai, maafkan aku.”
“Untuk apa kau minta maaf padaku?” ujar Kai dingin
“Bukan maksudku membohongi Himeka, aku hanya—“
“Aku bilang itu bukan urusanku. Tapi satu hal yang harus kau tahu, jangan pernah berani kau menyakiti adikku.”
“Mana mungkin aku menyakiti Himeka, dia kan temanku!”
Kai menatap Azumi yang baru saja berseru padanya.
“Ma-maaf.”
“Ck.. berhentilah meminta maaf.”
“Ara, Kai?”
“Kurobe-san, apa kabar?” ujar Kai
“Aku baik-baik saja. Akihara, apa dia yang kau maksud kenalanmu?”
“E-eh.. umm...”
“Kenalan?”
“Iya, Akihara bilang kalau ada pelanggan yang sepertinya adalah kenalannya. Ternytaa itu kau.”
“Aku tidak mengenalnya.” Ujar Kai yang membuat Azumi terkejut
“Eh, jadi kalian ini saling mengenal atau tidak?”
“Dia teman Himeka.” Sahut Kai
“Oh, jadi dia teman adikmu.”
“Hn.”
“Bos, aku permisi kebelakang.” Ucap Azumi
“Iya.”
Entah kenapa mendengar Kai yang berkata kalau Kai tidak mengenalnya membuat hati Azumi merasakan perasaan sakit.
Kai yang melihat Azumi pergi hanya memandanginya dengan tatapan dingin.
“Kau memang tidka pernah berubah, Kai.” Ujar Kurobe
“Apa maksudmu?”
“Heh, kau pasti tahu maksudku. Dia itu melamar menjadi pelayan disini, tadinya aku tidak mau menerimanya karena aku tidak mau memperkejakan anak dibawah umur. Tapi, setelah melihat kegigihannya, aku tanpa pikir panjang langsung menerimanya, dan agar tidak di curigai aku meminta lamaran pekerjaan padanya. Walau bagaimana pun juga, yang berhak menerima atau tidka itu kan pemilik cafe.”
“Kenapa kau menceritakan hal membosankan ini padaku?”
“Heh, rubahlah sikapmu, jangan terlalu dingin pada wanita.” Ujar Kurobe sambil menemuk pundak Kai
“Urusai.” Gerutu Kai
“Hmm... ya sudah, aku tinggal dulu.”
“Aku juga mau pulang.” Kai bernajak dari temapatnay dna hendak menaruh unang untuk membayar cappucinonya
“Tidak usah.”
“Hn.”
Azumi yang ternyata tengah bersenbuyi di ruang loker langsung keluar dari sana karena melihat bosnya yang sudah pergi dari meja Kai dan melihat Kai yang juga keluar dari cafe.
“Bos.” Bisik Azumi
“Heh, kenapa keu berbicara bisik-bisik seperti itu?” Kurobe merasa lucu karena Azmui memnggilnya dnegan suara yang berbisik.
“Sssstt.. bos, kau mengenal Kai-senpai juga?”
“Dia itu teman Rei, dan bisa dibilang kalau aku mengenal semua teman Rei karena sebelum menjadi bosmu, aku bekerja disalah satu perusahaan milik ayahnya Rei.”
“Aku benar-benar tidak mengerti. Bagaimana semua ini bisa terjadi?”
“Hei, tenang saja. Kau ini seperti orang yang akan di hukum mati saja.”
“Bukan hanay di hukum mati, tapi aku aku juga akan dipotong-potong lalu di rebus dan—“
“Arreter, Mademoiselle.” Potong kurobe dengan bahasa prancisnya
“Haaah... tidka usah hiperbola. Kalau yang kau maksud itu adalh Kai, dia memang sejak dulu seperti itu. sifatnya yang dingin dan kadang menjengkelkan itu sering sekali membuat banyak gadis-gadsi menjauhinya tapi tidka sedikit juga yang malah mendekatinya.”
“Sepertinya, bos benar-benar mengenal pribadi mereka semua.”
“Ya, karena selain aku yang pernah bekerja di perusahaan milik ayah Rei, aku juga teman kakak Rei.”
“Jadi, Rei-senpai punya seorang kakak?”
“Hm, tapi dia sudah meninngal.”
“Apa?”
“Akira, dia temanku sejak kecil. Dia menolongku saat aku dibuang keluargaku. Akira memperbolehkanku untuk tinggal dirumahnya. Tadinya ayah Akira tidka mnyetujuinya, tapi Akira memaksa dan Rei yang saat itu masih umur 5 tahun juga sangat dekat dneganku, jadi pada askhirnya aku di perbolehkan tinggal dirumah mereka.”
“Jadi, bos sudah tidka punya keluarga?”
“Ya begitulah. Ah sudah, sudah, kenapa melankolis seperti ini. Ini sudha jam 4, pulanglah. Kau tidka mau membuat ibumu khawatir kan?”
“Baiklah, aku siap-siap untuk pulang dulu.”
“Hmm”
Azumi kembali keruang loker untuk mengganti pakaiannya. Setelah mengganti baju, Azumi langsung berpamitan pulang.
“Kau tidak mau aku pulang?”
“Tidak usah bos, aku naik bis saja. Sampai jumpa.”
“Hati-hatilah.”
Azumi berjalan dnegan sedikit berlari kearah halte bis.
“Lebih baik aku telepon ibu dulu.” Azumi masuk ke box telephone untuk menelpon ibunya
“Halo, ibu ini aku Azumi.”
“Kenapa kau belum pulang?”
“Hari ini aku pulang dengan bis, sepedaku aku taruh di sekolah.”
“Kenapa?”
“Ban sepedaku bocor, jadi aku taruh disekolah saja. Ya sudah bu, sebentar lagi pulang.”
“Ya sudah, cepat pulang.”
Mereka pun menyudahi pembicaraanya di telepon dan Azumi kembali menunggu bis di halte
“Haaah... sepertinya akan turun hujan.” Gumam Azumi
TIIN TIIN TIIN
Akhirnya bis yang Azumi tunggu pun datang dan ia segera menaikinya karena cuaca memburuk.
“Sudah hkuduga akan hujan.” Gumam Azumi
Setelah Azumi naik ke bis tidka lama kemnudian hujan pun turun sangat deras.
Beberapa menit kemudian, Azumi sampai dirumahnya.
“Tadaima.”
“Okaeri. Waa, kau basah kuyup, cepat ganti bajumu sana.”
“Iya bu.”
Azumi langung mengganti bajunya dan bersiap-siap untuk makan malam.
“Ibu, kau akan pergi bekerja?”
“Azumi, tentu saja. Ibu tidka mungkin tidak masuk.”
“Tapi bu—“
“Tidak apa-apa. nanti ibu bawa payung.”
“Baiklah.”
“Bagaimana hari prtama kau sekolah?”
“Menyennagkan bu. Akui sudah mendapat teman baru, merek asemua baik padaku.”
“Syukurlah. Tadinya ibu khawatir kalau tidka ada yang mau berteman dneganmu karena ibu—“
“Ibu, sudha pernah aku katakan ka, aku tidak peduli apapun kata mereka, kau ibuku dan aku bangga padamu.”
“Azumi.” Misaki memeluk puterinya dengan perasaan bahagia dan terharu
“Ibu, sudahlah. Ayo kita mulai makan malamnya. Jujur saja, perutku sudah berbunyi dari tadi.”
“Hehehe.. kau ini.”
Mereka pun memulai makan malamnya dengan raut kebahagiaan yang terpancar ari sosok ibu dan anak itu.
“Setelah turun hujan, akhirnya banyak bintang yang muncul.” Azumi yang sudha selesai makan malam, Azumi kembali kekamarnya
“Azumi, matikan lampunya. Cepat pergi tidur.” Ujar Misaki dari balik pintu kamar Azumi
“Iya bu.”
Seperti biasanya, Misaki pergi ke club tempatnya bekerja dan akn pulang pagi, begitulah setiap hari.
Azumi lanhgsung naik keatas tempat tidurnya dan merebahkan badannya, tidur menjelajahi dunia mimpi.

Keeseokan harinya, cuaca begitu cerah, kicauan burung menyambut pagi yang segar dan cerah itu.
“Ibu, aku pergi dulu.” Ujar Azumi
“Kau tidka mau sarapan dulu?” ujar Misaki yang memang pulang pagi dan langsung menyiapkan sarapan untuk Azumi
“Aku bawa bekal saja bu.”
“Ini, sudah ibu siapkan.”
“Ibu memang tahu kebiasaanku, hehehe... itekimasu.”
“Itterasshai.”
Karena sepedanya ia tinggal disekolah, terpaksa Azumi berangkat denagn bis lagi.
“Untung saja tidak terlmbat.”
Didalam bis yang tidak banyak penumpamngnya itu, Azumi bisa sanatai untuk sementara.
“Apa yang akan aku lakukan saat bertemu dengan Rei-senpai dan Kai-senpai nanti?” gumam Azumi
Azumi terus emmikirkan cara untuk menghindari 2 orang yang mengetahui diomana tempat ia bekerja.
Setelah 30 menit perjalanan dari rumah ke sekolah akhirnya Azumi sampai disekolahnya.
“Haaah... bersikpalah biasa saja.” Ujar Azumi menyemangati dirinya sendiri
“Azumi-san, ohayoi.”
“Himeka, Ohayou.”
‘Tunggu dulu, kalau ada Himeka, itu berarti...’
Tidak lam kemmudian salah satu orang yang ingin Azumi jauhi muncul dari mobilnya.
“K-Kai-senpai.” Ujar Azumi
“Azumi-san, kenapa dengan wajahmu?”
“E-eh? A-aku tidak apa-apa. aku duluan kekelas.” Tanpa menunggu jawaban Himeka, Azumi langsung berlari kekelasnya
“Ada apa dengan Azumi-san?” gumam Himeka bingung
“Himeka, sampai kapan kau mau beridiri didsana?”
“Ah iya.”
Azumi yang berlari menghindari Kai tidak fokus pada jalannay dan akibatnya dia menabrak seseorang.
DUUK!
“Ittai.” Erang Azumi
“Dasar gadis miskin tidka tahu aturan. Aku pikir ini lapanagn bola, hah?” seru seseorang yang ditabrak Azumi
“Ma-maaf, aku tidak sengaja.” Uajr Azumi
“Heh, tidka selesai hanay dengan permintaan maaf.” Ujar orang itu yangternyata adalah Louise
“Bersihkan sepatuku karena gara kau sepatuku jadi kotor.”
Sebenarnya Azumi kesal dengan tingkah gadis yang dari pertama sudha membencinya ini. Tapi, Azumi juga tidak bisa apa-apa karena dia tidka mau membuat masakah disekolah.
Azumi berjongkok didepan Louise karena Louis menyuruhnya membersihkan sepatunya.
“Tunggu apa laggi? Ayo cepat bersihkan!’ seru Louise
Riena mengeluarkan saputangan miliknya dan membersihkan sepatu Louise. Tapi kegiatannya itu di hentikan oleh hentakan tangan yang menariknya untuk berdiri.
“K-Kai-sama!” pekik Louise dna teman-temannya
“Kau itu tidak punya harga diri ya? Untuk apa kau menuruti perintahnya? Dasar todak berguna.” Uajr Kai sambil mengibaskan tanagn Azumi
“Azumi-san! Daijoubu?” tanay Himeka cemas
“Umm. Daijoubu.” Sahut Azumi
“Louise, kau lagi. Sebenarnya apa masalhmu dnegan Azumi-san, kenapa kau suka sekali membuat masalah dengannya?” ujar Himeka kesal
“Dia yang menabrakku duluan. Aku hanya menyuruhnya membersihkan sepatuku, itu saja.”
“Kau benar-benar—“
“Himeka, pergi kekelasmu.” Ujar Kai dingin
“Kai-sama, bagaiman kabarmu?” ucap Louise hendak merangkul lenagn Kai
“Berani menyentuhku, kupatahkan tanganmu.” Ujar Kai dengan tatapan tajam kearah Louise
Kai langsung berlenggang meninggalkan Louise dna kawan-kawannya yang terpaku karena ketakutan mendapat tatapan tajam dari ketua The Blood itu.
“Ini semua gara-gara gadis miskin tidka berguna itu. aku akan membalasnya!” geram Louise.

“Azumi-san, kau tidka apa-apa kan?”
“Hmm.. aku tidak apa-apa.”
“Louise itu benar-benar keterlaluan. Untung saja tadi nii-san menghentikan kejahilannya.”
“Ano..”
“Eh, ada apa?”
“A-ah. Tidak, tidak apa-apa.”
“Ohayou, Himeka-chan~~~”
“Mikage-san.” Ucap Himeka dnegan semburat merah diwajahnya
Azumi yang merasa aneh melihat raut wajah malu Himeka langsung tahu kalau ternyata Himeka menyukai Mikage.
“Ohayou, Akihara.”
DEG!
“Re-Rei-senpai.” Ujar Azumi gugup

“Azumi-chan, kenapa menyebut nama Rei seperti itu?” tanya Shini bingung
“A-ah,a-aku.. aku masuk eklas dulu.”
 Azumi segeara berlari duluan kekelas karena ia bertemu dneganb Rei dan tidaak tahu apa yang akan ia lakukan dengan senpainya yang ternyata adalah pemilik cafe tempat ia bekerja.
“Aneh. Ini sudha kedua kalinya dia seperti itu.”
“Apa maksudmu, Hime-chan?” tanya Shinji
“Umm.. tadi juga saat bertemu dengan nii-san, Azumi-san langsung berlari meningglaknku dan nii-san.”
Semuanya memasang wajah bingung kecuali Rei yang sejak tadi tersneyum seperti melihat hal yang lucu.
“Rei, kau belum minum obatmu? Kenapa kau snyum-senyum tidak karuan?” tanya Mikage
“Tidak ada. Aku hanya teringat kejadian lucu saja.” Ujar Rei masih dengan sneyuman di wajahnya.
Azumi yangs sudha sampai di kelasnya langsung duduk dibangkunya. Kebur dari 2 orang yang memang harus ia hindari membuaT Azumi kelelahan.
Azumi terus menarik dan menghela nafasnya yang tersengal karena berlari tadi. Himeka belum menyusulnya kedalam kelas, ia yakin gadis itu pasti akan bertanya-tanya kenapa dengasn sikpanya hari ini.
“Ehem.. teman-teman, liaht siapa gadis yang dengan percaya dirinya menganggap kalau dirinya menjadi bagian dari kita!” ujar seseorang, siapa lagi kalau bukan Louise
Azumi mencoba untuk menulikan telingaya. Dia hanya menghela nafas melihat gadis blonde itu terus-terusan berbuat masalaqh dengannya.
Louise yang merasa kesal karena di acuhkan oleh Azumi langsung mendekati meja Azumi dan menggebraknya.
BRAAK!!
Azumi yang memang tengha melamun langsung terlonjak kaget mendengar gebrakan pada mejanya itu.
“Berani sekali kau tidak menghiraukanku, dasar gadsi miskin tidka tahu diri!” seru Louise sambil menampik kepala Azumi
Azumi mulai tidak sabar lagi dan dia mencoba ingin membela dirinya tapi saat hendak mengucapkan sesuatu pada Lousie, sensei datang.
“Anak-anak, hari ini kelas kita kedatangan tamu. Silahkan.” Ujar sensei
Tamu yang sensei maksud ternyata adalah sekelompok anak laki-laki kaya raya yang tergabung dalam The Blood. Ya, mereka adalah Kai sang leader, Rei, Mikage dan Shinji. Mereka berempat memang mempunyai kebiasaan akan memasuki kelas-kelas adik atau kakak kelas mereka hanya untuk melihat-lihat saja dan alasannya karena mereka bosan dengan suasana kelas mereka sendiri.
Para guru ataupun kepala sekolah tidak ada yang berani melarang mereka, karean meskipun mereka jarang belajar, tapi prestasi mereka dalam olahraga, musik dan seni tidka bisa di anggap remeh.
“KYAAA!!!! REI-SAMA!! KAI-SAMA!!”
“SHINJI-SAMA!! MIKAGE-SAMA!!”
Begitulah teriakan para gadis di kelas Azumi yang histeris melihat idola mereka masuk kedalam kelas mereka.
“Himeka, duduklah.” Ujar Kai pada Himeka yang ada dibelakangnya
“Hai’.”
Azumi trsenyum saat meliht Himeka dan Hiemka pun membalas senyuman Azumi.
“Himeka, sebenarnya ada apa ini. Kenapa mereka ada dikelas kita?” bisik Azumi
“Nanti aku ceritakan.”bisik Himkeka sambil mengedipkan sebelah matanya
“Baiklah, tenang semuanya!!” teriak sensei dan para gadis pun semuanya diam
“Silahkan, kalian disebelah sana.” Ujar sensei sambil menunjuk kursi disebelah jendela di posisi depan
Bukannya berjalan kearah yang ditujukan sensei, Kai malah berjalan kearah bangku Himeka dan Azumi.
Azumi yang tengah menulis pelajaran di bukunya tidak menyadari kalau Kai sekarang berdiri didepannya.
“Kau.”
“Eh?” Azumi mendeongakan kepalanya dan membelalakan matanya saat mengetahui siapa yang ada didepan matanya
Kai mengusir anak perempuan yang duduk disebelah kanan Azumi untuk pindah dan senang hati gadis itu pindah.
Ketiga teman Kai hanya tersenyum penuh arti saat melihat posisi Kai duduk sekarang. Mereka pun berjalan kearah yang sama, ketempat duduk Azumi dan Himeka.
Rei dan Mikage duduk didepan Azumi dan Himeka, sedangka Shinji lebih memilih duduk dibelakang Azumi, sendirian.
Jadi posisinya sekarang, Azumi duduk diantara 2 orang yang ia hindari sejak tadi pagi.
‘Kami-sama!! Kenapa mereka duduk disini!’ batin Azumi
 “Baiklah kita mulai pelajaran sejarahnya.” Ujar sensei
Semua anak belajar dnegan cermat karena 4 orang laki-laki populer St. Maria Academy tengah ada dikelas mereka.
“Sensei.”
“Iya, ada apa nona Eclaire?”
“Sensei, boleh tidka aku pindah temapt?’
“Memangnya kenapa dengan tempatmu sekarang nona Eclair?”
“Aku tidak nyaman duduk disini. Tidak apa-apa kan sensei?”
“Haah.. baiklah. Kau mau pindah dimana?”
Louise pura-pura berpikir dan dia menyeringai kearah Azumi.
“Sensei aku mau pindah di tempat Akihara.”
Merasa namaya disebut, Azumi mendongakan kepalanya yang memang sedari tadi menunduk karena dia sendang mengerjakan sesuatu.
“Dasar gadsi pengganggu.” Gumam Mikage
“Nona Akihara, apa kau tidak apa-apa tukar tempat dnegan nona Louise?”
“Tidak mau.” Jawab Azumi tegas
Hampir saja semua orang yang berada dikelas itu tersedak mendnegar jawaban Azumi yang bisa dibilang sangat berani.
“Hei, gadis bodoh, berani sekali kau menoilak bertukar temapat denagnku!” geram Louise
“Aku tidka mau, karena aku sudha nyaman duduk disini.” Ucap Azumi dnegan wajah polosnya
“Sensei, aku tidak terima denagn penolakn yang tidak sopan dari gadis miskin itu!” seru Louise
“Haaah.. baiklah, baiklah. Kau mau pindah kesini, silahkan.” Ujar    Azumi sambil membereskan barang-barangnya dan hendak beranjak dari temaptnay kalau saja tidak ada yang menahannya
“Eh, Kai-senpai?” gumam Azumi
“Kalau kau tidak merasa nyaman duduk ditempatmu, keluar dari kelas ini.” Ujar Kai dengan nada dingin
“Kai-sama? Kenapa Kai-sama selalu membelanya?” ujar Louise
“Aku tidka membela siapa-siapa. Kau, yang tidak berguna itu adalah kau sendiri.” Ujar Kai lagi
“Ini keterlaluan! Apa Kai-sama tidak tahu siapa gadis miskin ini?!” seru Louise
Melihat tidak ada tanggapan dari Kai, Louise melanjutkan ucapannya.
“Heh, asal kalain semua tahu saja. Gadis miskin ini adalah anak dari seorang pelacur! Dan dia tidak punya ayah!!” teriak Louise
Tanagn Kai yang masih dipundak Azumi merasakan kalau tubuh Azumi menegang dan sekarang bergetar mendnegar kalaimat yang diucapkaan Louise tadi.
“Louise, jangan bicara lagi. Itu senua tidak benar!” bela Himeka
“Tidka benar? Kheh, asal kau tahu saja Himeka, gadis ini adalah keturunan pelacur, mungkin saja dia bekerja sebagai pelacur mengikuti jejak ibunya! Hahaha!!”
BRAAK!!
Semuanay terkejut saat mendengar bunyi gebrakan meja yang dilakukan tidka lain oleh Azumi.
Azumi berdiri dari tempat duduknya. Kai menurunkan tangannya dari pundak Azumi.
“Aku tisdka tahu apa masalhmu. Aku juga tidak tahu kenapa kau selalu saja mencari masalh dneganku. Aku tidak akan marah, kalau kau mengataiku dengan kata-kata terkotor sekalipun tapi lain ceritanay jika kata-kata itu kau tujukkan pada ibuku.” Azumi mengangkat wajhanya dan menatap Louise dengan tatapn yang sangat tajam
“Berani sekali kau menatapku seperti itu, dasar gadis jalang!”
Azumi berjalan menghampiri Louise. Semua orang yang melihatnya hanya terdiam begitu -pula sensei yangtidak bisa berbuat apa-apa. Himeka mencoba menghentikan Azumi tapi ditahan sang kakak.
Kini, Azumi berdiri tepan=t didepan Louise dnagan tatapan dingin ia terus menatap mata biru Louise.
“Mau apa kau?” tanya Louise geram
“Tidka ada yang ingin aku lakukan padamu. Aku hanay ingin kau menaarik semua ucapanmu terhada ibuku. Memang benar, ibuku adalh seorang pelacur tapi ibuku lebih terhormat daripada kau.” Ujar Azumi
“Aku tidak akan mau menarik apa yang sudha aku katakan tentangmudan juga ibumu itu—“
PLAAK!
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Louise yang ia terima dari.... Himeka.
Ya, saat Azumi hendak menampar Louise, tangan Himeka mendahulinya.
“Hentikan semua omong kosong ini. Memangnay kenapa kalau ibunya Azumi-san itu seorang pealcur? Apa dia pernah merugikanmu? Apa dia pernah mengambil sesutu darimu? Jawab aku, Louise.”
“Himeka.” Gumam Azumi
“Kalian semau tidak mengerti! Asal kalian tahu saja. Ibunya... ibunya... ibunya yang sudah mengakibatkan ibuku meninggal!!”
Untuk kesekian kalainay Azumi terkejut dengan ucapan Louise.
“Apa maksdumu?” tanya Himeka
“Gara-gara ibunyalah, ayahku meninggalkan ibuku dan itu mengakibatkan ibuku sakit llau meninggal. Saat aku tahu kalau Akihara adalah anak dari perempuan pelacur itu, aku ingin sekali membunuhnya karena dia yang membuat inuku meninggak!!”
“Uso.. usa da.” Gumam Azumi tidak percaya
“Bohong? Kau bilang aku bohong? Hahaha... kau lucu sekali Akihara. Kau pikir aku akan mencari masalah denganmu tanpa alasan, hah!”
“Kau salah. Ibuku tidak seperti itu.”
“Apanya ynag salah? Aku punya banyak bukti kalau perempuan pelacur itu seringf keluar dari hotel dengan ayahku. Kau pikir bagaimana perasaanku saat melihat ayahku bermesraan dengan wanita lain sedangkan ibuku tengha sekarat dirumah sakit!” seru Louise denagn air mata yang mengalir di pipinya
“Aku minta maaf.” Ujar Azumi
“Apa katamu?” tanya Louise
“Aku minta maaf mewakili ibuku. Aku tidak tahu kalau ibuku bisa melakuakn hal seperti itu. aku benar-beanr minta maaf.” Ujar Azumi penuh penyesalan
“Muri da... aku tidka akan pernah memafkanmu dan juga ibumu yang pelacur iu! Zettai ni!”
“So... tapi walaupun begitu, tolong maafkan ibuku. Dia bekerja seperti itu bukan karean keinginannya. Ini semua.. ini semua karena ayahku.. aku—“
“Hentikan pembicaraan konyol ini.” Ujar Rei sambil menghampiri Azumi yaang mendahului Kai ynag hendak menghampiri Azumi
“Aku tidak tahu sebesar apa kebencianmu pada Akihara. Tapi tidak seharusnya kau membenci Akihara yang tidak tahu apa-apa.”
“Rei-sama, kau juga membelanya?” ujar Louise
“Louise-chan, aku tidak ingin membela siapapun, tapi satu hal yang harus kau tahu, jika kita membalas dendam maka akan menimbulkan dendam baru. Jadi, aku mohon, jangan membenci Akihara ataupun ibunya, karena tidak seorang pun yang ingin menyakiti orang lain jika mereka tidak benar-benar membencinya.” Ujar Rei sambil mengelus kepala Louise
“Tap aku.. aku—“
“Cobalah untuk memaafkan,aku yakin ibumu pasti akan bahagia kalau kau melakuakn hal itu.”
“Huwaa..huhuhu...” Louise menangis dalam dekapan Rei yang terus mengelus kepalanya
“Louise, aku benar-benar minta maaf. Aku—“
“Sekali lagi kau mengatakan itu, kau sungguh-sungguh tidak akan memaafkanmu.” Ujar Louise yang masih berada dalm dekapan Rei
“Louise.”
“Baiklah, kita lupakan masalah ibumu. Aku... aku—“
“Aku juga sudah memaafkanmu.” Potong Azumi
“Si-siapa yang mau minta maaf padamu,dasar gadis bodoh.” Ujar Louise denagn semburat merah di wajahnya
“Eh?”
“Kau itu benar-benar bodoh. Dasar gadis miskin.”
Entah kenapa ucapan kasar yang keluar dair mulut Louise kali ini terdengar seperti bukan kebencian.
Melihat wajah Louise yang memerah, mau tidak mau membuat Azumi tertawa lucu.
“Hmmp.. hmmp...”
“Kenapa kau, gadis bodoh?” tanya Louise
“Hmmp.. hahaha.. hahaha.” Bukannya menjawab pertanyaan Louise, Azumi malah tertawa lebar dan itu membuat seisi kelas pun ikut tertawa.


Waaah... parte 2 so looooongg!!!!

Penuh aura persahabatan... kawaii~~~

Pengen tahu jawaban dari pertanyaan tadi...??
Tunggu Parte 3...

Don’t forget to comment....



QUATRO DIOSAS


RIENA HIKARI... ^_^

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar